and the story goes on..

this is about my life and what i'm thinking about..

Senin, 15 November 2010

Kemampuan Berproses

“"Seringkali kita mendasarkan konsentrasi pikiran pada cita-cita masa depan, tapi lupa berkonsentrasi di masa sekarang ini"”


Proses adalah bagian dari tumbuh kembang dalam kehidupan. Seringkali karena kita terkonsetrasi dalam menginginkan tujuan agar impian kita menjadi nyata, kita berkonsentrasi ‘menginginkan’ dan lupa berkonsentrasi untuk berproses. Kenyataannya walaupun kita mengetahui bahwa untuk berkembang harus berproses, namun kita tidak menginginkan untuk berproses. Karena tidak menginginkan untuk berproses jadinya proses itu sendiri tidak dilakukan.

Keinginan berproses tidak akan muncul jika kita tidak memiliki kesadaran. Hidup dengan kesadaran membuat kita sadar bahwa hidup itu memerlukan proses. Sudah sifat alaminya bahwa hidup itu berproses, hingga apapun yang melawan sifat alami kehidupan pastinya akan ada konflik. Hanya dengan hidup berkesadaranlah kita akan sadar bahwa hidup selalu memerlukan proses. Dengan kesadaran kemudian akan timbul keinginan kita untuk berproses dalam menjalani hidup, apakah itu berproses dalam menjalani pendidikan, karir, dalam menjalani aktifitas kita sehari-hari dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat.

Berproses adalah pemikiran berbasis sekarang, terjadinya adalah sekarang. Sementara tujuan atau impian adalah pemikiran berbasis masa depan, karena masih rencana, belum terjadi. Seringkali kita mendasarkan konsentrasi pikiran pada tujuan di masa depan, cita-cita masa depan, tapi lupa berkonsentrasi di masa sekarang ini, yaitu untuk melakukan tindakan-tindakan nyata dalam berproses. Padahal dengan hanya dengan tindakan-tindakan nyata dalam berproses itulah tujuan ataupun impian masa depan bisa dicapai. Tapi kalau kita menghabiskan pikiran kita dengan selalu bertujuan dan bercita-cita tanpa disertai tindakan nyata berproses di masa sekarang ini, maka kita akan menjadi frustrasi seakan cita-cita kita tidak kunjung tercapai.
“"dalam berproses di berbagai sisi kehidupan, kita, alam semesta, dan Tuhan sebenarnya merupakan satu tim."”


Lalu kita menjadi bingung, kenapa tujuan saya tidak kunjung tercapai? Padahal, itu disebabkan karena kita tidak kunjung melakukan tindakan berproses untuk menuju cita-cita tersebut. Jadi kita sibuk memikirkan impian masa depan, tanpa sibuk melakukan tindakan berproses di masa sekarang ini. Masa depan dan masa sekarang adalah 2 hal yang luar biasa berbeda.

Namun ada hal yang juga sangat penting disini. Dalam berproses kitapun harus mengerti secara jelas, ada 2 hal yang berbeda. Proses yang dijalankan oleh kuasa Tuhan dan proses yang kita jalani atas diri sendiri. Ada proses yang sifatnya atas dasar kuasa Tuhan. Tapi ada proses yang sifatnya atas dasar kuasa kita sebagai manusia. Jika bisa membedakan 2 hal tersebut, maka kita bisa mengetahui apa yang bisa kita lakukan dalam berproses, apa yang menjadi kehendak Tuhan. Dan oleh karenanya dalam berproses, apakah itu berproses dalam menjalani jenjang pendidikan, proses dalam meniti karir, proses dalam kehidupan pribadi atau berkeluarga, proses menyelesaikan masalah,proses menjawab tantangan hidup, proses apapun itu, kita perlu memiliki kemampuan ‘mendengar’, ‘mengamati’ secara mendalam. Jadi kita mengerti apa yang menjadi ‘lahan’ kita dalam berproses, apa yang menjadi lahan Tuhan.

Ada kalanya karena tidak memiliki kemampuan ‘mendengar’ , ‘mengamati’ kehidupan, kita menyerahkan segalanya ke Tuhan tanpa melakukan tindakan nyata berproses. Itu juga tidak relevant. Karena pada dasarnya dalam berproses di berbagai sisi kehidupan, kita, alam semesta dan Tuhan sebenarnya merupakan satu team. Jadi dalam berproses di kehidupan kita, untuk tujuan apapun, harus ada kemampuan ‘mendengar’, ‘menyimak’, ‘mengamati’ kehidupan, sehingga apa yang menjadi tujuan hidup tercapai, cita-cita menjadi nyata, atau juga masalah yang akhirnya jadi bisa diselesaikan.

Semua ini kembali lagi berbasis hidup berkesadaran. Kita tidak akan bisa sepenuhnya berproses secara alami tanpa kemampuan ‘mendengar’, ‘menyimak’, ‘mengamati’ berbagai aspek kehidupan secara mendalam jika menjalani hidup tanpa kesadaran yang tinggi. Dengan kesadaran pun kita juga menyadari, bahwa ada saatnya tujuan atau cita-cita kita tidak tercapai setelah usaha maksimal kita sebagai manusia. Nah disinilah ‘lahan’ Tuhan. Dengan kesadaran kita juga jadi mengerti ada saatnya Tuhan berbicara berbeda. Yang penting, kita harus mengerti secara sadar dulu, apa yang menjadi ‘lahan’ kita dalam berproses, apa yang menjadi ‘lahan’ Tuhan dalam berproses.

Banyak sekali contoh kasus tidak berprosesnya manusia yang kemudian menimbulkan konflik atau kebingungan pada manusianya sendiri. Misalnya, kita tidak mau banjir terjadi di kota kita, Jakarta contohnya. Tapi sejak dulu masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Antara cita-cita dan tindakan keduanya bertentangan dalam hal ini. Jadinya bercita-cita kota tidak terkena banjir, tapi buang sampah sembarangan kerap dilakukan. Ini artinya tidak berproses. Tidak sadar berproses. Tidak adanya kemampuan berproses membuang sampah di tempatnya sejak dulu, tentunya memberi kontribusi yang besar terhadap permasalahan banjir. Kita kesampingkan dulu keluhan dan kemarahan kita terhadap pemerintah. Mari berhenti menyalahkan pihak lain dan berkonsentrasi terhadap apa proses yang bisa kita lakukan sekarang, agar tujuan kita tercapai. Kita semua punya ‘lahan’ masing-masing yang bisa kita lakukan untuk berproses.

Contoh sederhana lainnya bisa kita ambil dalam bagaimana kita berkomentar dalam sebuah tulisan yang di tulis dalam sebuah blog. Begitu berkonsentrasinya dengan tujuan ingin berkomentar, akhirnya lupa membaca sepenuhnya isi blog tersebut, apalagi untuk mengerti topiknya, tentunya komentar yang ditulisnya ternyata akhirnya tidak ada hubungannya dengan topik yang ditulis atau bisa saja komentar tersebut malah mempermasalahkan/menghakimi sesuatu yang sebetulnya sudah dijelaskan dalam topik pembahasan blog tersebut. Hal ini terjadi karena kita sibuk berkonsentrasi memberi komentar, tapi tidak sibuk berproses membaca blog tersebut hingga selesai, membacanya secara mendalam dan menyimaknya hingga mengerti penuh.

Membaca, mengamati, menyimak, memerlukan kehadiran kita sepenuhnya dalam berproses, yaitu dalam konteks ini, berproses untuk membaca secara lengkap dan mengerti secara mendalam dan utuh posting blog yang dimuat. Terkadang jadinya kita sudah berkomentar sebelum membaca sepenuhnya tulisan blog tersebut, sibuk menghakimi sebelum mengerti sepenuhnya apa sebetulnya yang dibahas dalam blog tersebut. Itu berkaitan dengan kemauan dan kemampuan kita dalam berproses.

Kembali lagi ini hanya sebuah contoh. Masih banyak contoh lainnya lagi dalam aktifitas kita sehari-hari, dalam kehidupan kerja, dalam kehidupan bermasyarakat, berkeluarga, dalam kehidupan menjalani jenjang pendidikan, bahkan dalam kehidupan diberbagai bidang industri hingga kehidupan bernegara, dimana kita sibuk berkonsentrasi bercita-cita tapi melupakan berkonsentrasi untuk melakukan tindakan nyata dalam melakukan proses sesungguhnya di waktu sekarang ini.

Ayo kita pikirkan lebih dalam permasalahan dalam kehidupan kita. Jauh lebih dalam lagi, apakah kita sudah berproses dalam pengertian sesungguhnya dalam mencapai cita-cita, dalam mewujudkan tujuan , dalam memecahkan permasalahan, dalam menjawab tantangan dan dalam menjalani seluruh hidup kita.

Jangan-jangan, kita sibuk bercita-cita. Bukan sibuk bertindak dengan relevan dan berproses secara nyata dalam masa sekarang ini.

Kita perlu sadar akan proses yang diperlukan untuk berproses. Sadar akan faktor dari berproses. Mengamati hal ini secara mendalam memerlukan kerendahan hati untuk tidak melakukan self denial terhadap keadaan diri, dan keadaan lingkungan tempat kita berada.

Selamat mengamati dengan jujur dan rendah hati. Selamat berproses.



Diposting Oleh Maylaffayza, Sen Nov 01, 2010 13:31 WIT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar